JIKA anda mengenal kuliner Kudus hanya sebatas soto, sate kerbau, lentok tanjung, dan garangasem, itu hal yang lumrah. Namun jika anda mengenal betul tiga kuliner langka khas Kudus yang nyaris punah ini, selamat...! Anda layak masuk jajaran pecinta sejati kuliner Kudus.
Apa saja tiga kuliner langka Khas Kudus tersebut? Yang satu menjadi rebutan warga dari berbagai daerah setahun sekali. Tepatnya setiap buka luwur makam Sunan Kudus. di luar momen itu, tak banyak yang mencari kuliner ini. Padahal ada pedagang yang menjualnya.
Satu kuliner lainnya jarang sekali didengar. Bahkan oleh cah Kudus sekali pun. Saya sendiri baru mengenalnya saat ada acara di Menara Kudus. Kuliner ini saya temui kali kedua saat ada acara peresmian gedung baru Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus.
Yang terakhir, nanti akan diulas di tulisan ini. Biar tidak tambah penasaran, ini lah tiga kuliner khas Kudus yang sudah terbilang langka. Jarang sekali orang yang menjual. Sedikit pula yang setia mencicipinya.
Melalui tulisan ini, saya berharap ketiga kuliner ini kembali populer. Banyak peminatnya dan menjadi ikon kuliner khas Kabupaten Kudus.
1. Nasi Jangkrik
Nasi jangkrik menjadi menu wajib saat acara buka luwur makam Sunan Kudus. Pengelola Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) memasak ribuan bungkus nasi jangkrik.
Nasi jangkrik yang dibungkus dengan daun jati itu dibagikan kepada para pengunjung. Tak hanya dari Kudus, pengunjung datang dari berbagai daerah tetangga seperti Pati, Rembang, Blora, Demak, Jepara, bahkan ada yang secara khusus datang dari Jawa Timur.
Warga pun berbondong-bondong mengantre sejak dini hari, demi sebungkus nasi jangkring yang konon diyakni penuh berkah. Di luar tradisi tahunan itu, mencari nasi jangkrik butuh usaha ekstra.
Satu-satunya warung yang berani memasang menu utama nasi jangkrik hanya ada di sebelah barat perempatan Menara Kudus. Lokasinya mudah dicari. Warung makan ini persis berada di selatan jalan. Berseberangan dengan kantor YM3SK.
Dari arah perempatan jember (barat), warung sederhana ini berada sebelum klinik kecantikan Muntira. Lokasinya berada di selatan jalan. Di warung sederhana ini, ada menu nasi jangkrik.
Di warung ini, lauk daging kerbau tak sendirian. Ada tahu yang dimasak dengan kuah sayur kothokan (santan) yang menemani daging kerbau beradu dengan nasi. Satu porsi nasi jangkrik di warung ini dijual seharga Rp 15 ribu.
Saya sarankan, membeli nasi jangkrik untuk dibawa pulang atau dibungkus. Kondisi warung kurang “proper” untuk pengunjung, apalagi wisatawan luar kota yang biasa makan di resto mahal.
Namun jika anda suka suasana lesehan pinggir jalan, sah-sah saja menyantap nasi jangkrik di warung ini. Mau dibawa pulang atau makan di tempat, nasi jangkrik tetap saja “juangkrik.....!” uenak tenaaan.
2. Kothokan Puli
Pernah menyantap lentog tanjung? Nah, kothokan puli sekilas tampilannya mirip dengan lentog tanjung. Menu lentog tanjung berisi nasi lontong dengan guyuran sayur gori (tewel) dan tahu.
Sekilas, kothokan puli juga mirip dengan lentog tanjung. Bedanya adalah penggunaan puli. Puli sama-sama terbuat nasi. Namun, rasanya berbeda dengan lontong nasi. Proses pembuatan lontong dan puli pun berbeda. cek aja di youtube. Banyak video cara membuat puli.
Sepiring kothokan puli terdiri atas potongan puli yang diguyur sayur kothok tahu, sayur tewel (gori). Biasanya ditambah potongan daging ayam sebagai lauknya. Di Kudus, menu ini hanya dijual di kawasan Menara Kudus.
Tepatnya di sebelah selatan perempatan Sucen. Cari saja warung Bu Mahmudah. Warung itu menyajikan menu andalan kothokan puli. Hati-hati saat menyantap menu yang satu ini. Saya khawatir anda sampai ketagihan dan sering-sering makan menu yang satu ini. Tapi ga papa sih. Idep-idep melestarikan menu langka yang nyaris punah ini.
3. Intip Ketan
Menu ini juga sulit dicari. penganan ini terbuat dari bahan utama ketan. Apa dan bagaimana intip ketan bisa dibaca lengkap di sini.
Itu tadi tiga kuliner langka khas Kudus yang nyaris punah dan semakin sulit dicari. Bahkan bagi warga Kudus sekalipun, ketiga nama kuliner itu banyak yang geleng-geleng kepala saat ditanya. Sebelum benar-benar punah, segera saja cari dan cicipi ketiga kuliner langka ini. Yuk lestarikan makanan tradisional di sekitar kita
.
0 komentar:
Posting Komentar